Sebelum membahas tentang kasus Pipa Berkarat di Balik Kebocoran Minyak Pertamina di Laut Karawang, kita harus mengetahui apa itu Public Relation.

Pengertian Humas serta Tugas Pokok dan Fungsinya » Katalisnet

Public relation atau hubungan masyarakat merupakan proses interaksi antara organisasi dengan masyarakat dalam menciptakan opini publik, menanamkan pengertian, memberikan persepsi, menumbuhkan motivasi dan menciptakan partisipasi publik. Proses ini memiliki tujuan untuk saling menguntungkan, menanamkan keinginan baik, pengertian dan kepercayaan untuk saling berhubungan sehingga muncul citra yang baik dari publik terhadap organisasi atau perusahaan.

Definisi lain tentang public relation menjelaskan sebagai sebuah usaha yang dilakukan secara terus menerus dan secara sengaja untuk membangun dan mempertahankan pengertian timbal balik antara organisasi dengan masyarakat. Public relation secara garis besar ialah strategi perusahaan untuk membangun relasi baik dengan public agar dapat mendapatkan opini yang positif dari kalangan masyarakat yang ada di sekitarnya. Public relation sangatlah penting dalam membangun citra positif atau pandangan baik dari masyarakat secara luas terhadap perusahaan yang bersangkutan.

Tujuan Public Relation sebagai berikut:

1. Efektif dalam membangun kesadaran merek dan branding.

2. Mempromosikan saling pengertian antara kelompok sasaran dan perusahaan.

3. Peningkatan sinergi fungsi pemasaran dengan public relation.

4. Mensupport bauran pemasaran.

5. Meningkatkan citra perusahaan yang positif.


Ada sebagian sarana atau media public relation yang dapat di manfaatkan oleh perusahaan yang ingin membangun public relation secara baik diantaranya :

1. Konferensi pers.

2. Siaran pers.

3. Bantuan Pakar untuk tujuan Public Relation.

4. Memanfaatkan media seperti tv, radio agar dapat menjelaskan citra baik perusahaan.

5. Koran dan Majalah.

6. Acara yang disponsori.

7. Mengadakan acara sosial.


Public Relations dalam Menangani Krisis Kepercayaan dan Menurunnya Citra Perusahaan, yaitu :

-Penelitian, memiliki peranan sangat penting sebagai aktivitas pensupport dalam menjalankan fungsi Public Relation, baik untuk mendapat data, fakta lapangan mengenai citra perusahaan, persepsi, pandangan, dan opini public secara akurat serta respon khalayak sebagai target sebagai sasaran mengenai kebikajsanaan, pelayanan, program kerja, kegiatan perusahaan.

-Perencanaan, menerima hasil laporan yang berupa data dan fakta dari penelitian, Public Relation kemudian membentuk agenda kerja. Perencanaan yang baik bersifat rasional, flexible, dan berkelanjutan.

-Pelaksanaan, dilaksanakan setelah agenda yang matang mendapatkan persetujuan dari seluruh pihak terkait. Pelaksanaan kerja merupakan aktivitas operasional dalam melakukan apa yang telah direncanakan. Pelaksanaan ini dikatakan sukses apabila tujuan sudah tercapai.

-Penilaian, tahap dimana pemeriksaan terhadap program dan agenda yang bisa dikerjakan.


Warga melintas di sekitar tambak ikan yang terdampak tumpahan minyak mentah di Desa Cemarajaya, Cibuaya, Karawang, Jawa Barat, Jumat, 30 Agustus 2019. Akibat pasangnya air laut, tumpahan minyak mentah di laut utara Karawang terbawa arus sampai ke tambak ikan milik warga yang dekat dengan bibir pantai. ANTARA

Berikut Berita: “Pipa Berkarat di Balik Kebocoran Minyak Pertamina di Laut Karawang”

TEMPO.CO, Jakarta - Pipa minyak milik Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java atau PHE ONWJ di perairan utara Karawang, Jawa Barat, mengalami kebocoran pada Kamis, 15 April 2021. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyebut insiden ini terjadi karena kerusakan internal.

"Karena korosi (berkarat), pipa sudah uzur alias aging facility, tidak ada efek eksternal," kata Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiranto saat dihubungi di Jakarta, Jumat, 23 April 2021.

Saat ini, Julius menyebut semua tim di lapangan masih bekerja untuk memperbaiki pipa tersebut secepatnya. Selain itu, kata dia, tim juga masih mencegah minyak yang sudah bocor menjalar kemana-mana menggunakan oil boom. "Semoga cuaca mendukung dan dapat segera selesai," ujar Julius. Sebelumnya, PHE ONWJ mengumumkan kebocoran terjadi di sekitar area BZZA, atau 15 mil dari bibir pantai Karawang. Akibat kejadian ini, minyak tumpah ke laut dan bahkan mendarat di pesisir pantai Karawang.

Ini bukanlah kejadian yang pertama. Sebelumnya, kebocoran juga terjadi di Sumur YYA-1 milik PHE ONWHJ pada 12 Juli 2019. Kebocoran ini kemudian bisa dihentikan pada 21 September 2019. Manager Communication Relations & CID perusahaan, Hari Setyono, membenarkan ihwal korosi pipa tersebut. "Karena memang pipa ini kan sudah lama ya, ini sudah berproduksi berapa tahun," kata Hari saat dihubungi di waktu yang sama. Ia tidak menjelaskan lebih lanjut soal penyebab korosi ini. Ia hanya mengatakan pihak Pertamina sudah langsung bertindak di hari kejadian tersebut. "Tanggal 15 itu kami langsung gerak cepat, menghentikan kebocoran," kata dia.

Seperti kata Julius, Hari pun mengatakan Pertamina kemudian memasang oil boom untuk menghentikan penyebaran minyak. Para nelayan pun, kata dia, ikut membantu menyedot minyak yang tumpah ke laut. Awalnya, minyak yang tumpah bisa ditangkap oleh tim di lapangan. Hanya saja, kata Hari, terjadi badai di laut sekitar hari kedua dan ketiga pasca kebocoran. Proses pembersihan pun terganggu. Minyak yang tadinya sudah ditangkap oil boom, kemudian lepas lagi dan akhirnya sebagian mendarat di pesisir pantai Karawang. Sehingga sampai hari ini, pembersihan minyak yang tercecer akibat kebocoran ini pun masih terus dilakukan, di laut dan pesisir pantai.

Menurut Perspektif dan teori :

Pihak pertamina memberikan keterangan mengenai Pipa Berkarat di Balik Kebocoran Minyak Pertamina di Laut Karawang mereka juga langsung bekerja untuk menghentikan penyebaran minyak. Secara umum, jika terjadi kasus kebocoran, yang dilakukan Pertamina pertama-tama adalah menangani sumber bencana dan efeknya (pencemaran). Di Karawang, untuk melakukan itu Pertamina sudah menurunkan 46 unit kapal dan 3.616 personel. Dengan kekuatan finansial yang dimilikinya. 

Selain itu juga pihak pertamina melakukan komunikasi dengan menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh masyarakat baik yang berada dekat dengan lokasi kejadiaan maupun jauh, hal ini yang dapat memberikan kesan kepada public, bahwasannya pihak pertamina memang mengakui kasus atau isu yang terjadi. Dengan tidak mengabaikan berita yang ada merupakan satu tindakan pencegahan dari pihak perusahaan agar tidak terjadi krisis yang berkepanjangan. Hal ini juga sesuai dengan teori image repair theory pada kasus yang menimpa perusahaan pertamina yang sudah menyebar keseluruh masyarakat baik di lokasi langsung maupun di media sosial, maka dari itu perlu dipertimbangkan bagi perusahaan untuk bergerak cepat menangani masalah yang ada dan memberikan respon yang cepat dan tepat terkait kasus tersebut.

Dan di dalam proses kerja seorang public relation atau hubungan masyarakat yang digunakan dalam kasus Pipa Berkarat di Balik Kebocoran Minyak Pertamina di Laut Karawang yaitu Model Cutlip dkk, didalam model ini menggambarkan bahwa proses PR dalam empat tahapan, sebagai berikut:

1. Fact finding  

Mencari dan mengumpulkan fakta atau data sebelum melakukan tindakan. Praktisi humas sebelum melakukan sesuatu kejadian harus terlebih dahulu mengetahui apa yang diperlukan publik, siapa saja yang termasuk ke dalam publik, bagaimana keadaan publik dipandang dari berbagai faktor. Dalam kasus tersebut seorang PR harus mencari serta mengumpulkan fakta terlebih dahulu, fakta bahwa pipa berkarat penyebab dari kebocoran minyak milik Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java atau PHE ONWJ di perairan utara Karawang, Jawa Barat, mengalami kebocoran pada Kamis, 15 April 2021.

2. Planning

Berdasarkan dari fakta membuat rencana tentang apa yang harus dilakukan dalam menghadapi berbagai masalah yang timbul. Dalam kasus Pipa Berkarat di Balik Kebocoran Minyak Pertamina di Laut Karawang ini harus memiliki rencana seperti apa yang harus dilakukan ketika terjadinya kebocoran seperti ini yaitu dengan melakukan perbaikan dengan cepat dan sigap. Manager Communication Relations & CID perusahaan, Hari Setyono, mengatakan bahwa pipa yang digunakan ini sudah lama, ini sudah berproduksi berapa tahun dan pihak Pertamina sudah langsung bertindak di hari kejadian. Dengan adanya kesigapan dalam menghadapi masalah kebocoran ini masyarakat yang ada disekitarnya akan menjadi tenang dan tidak panik akan peristiwa yang terjadi.

3. Communication

Rencana yang disusun dengan baik sebagai hasil pemikiran yang matang berdasarkan fakta atau data tadi, kemudian dikomunikasikan atau dilakukan kegiatan operasional. Dalam kasus pipa berkarat dibalik kebocoran minyak ini apa rencana yang akan dilakukan oleh pihak yang berwajib dalam mengatasi masalah ini, karena masalah ini dapat menghalangi kegiatan masyarakat. Meputi Operasi SKK Migas Julius Wiranto mengatakan bahwa semua tim di lapangan masih bekerja untuk memperbaiki pipa tersebut secepatnya. Selain itu, kata dia, tim juga masih mencegah minyak yang sudah bocor menjalar kemana-mana menggunakan oil boom.

4. Evaluation

Mengadakan evaluasi tentang suatu kegiatan, apakah tujuan sudah tercapai atau belum. Evaluasi itu dapat dilakukan secara kontinyu. Hasil evaluasi itu menjadi dasar kegiatan humas berikutnya. Dalam kasus ini kerja PR harus mengevaluasi masalah yang ada agar tidak terjadi lagi masalah-masalah seperti ini, Manager Communication Relations & CID perusahaan, Hari Setyono, membenarkan ihwal korosi pipa tersebut. "Karena memang pipa sudah lama” jadi perusahaan harus harus mengganti pipa yang sudah lama dipakai agar tidak dapat menimbulkan kebocoran lagi, pipa yang sudah lama harus diganti dengan pipa yang baru.